Selasa, 08 Maret 2011

Suka dan duka selama main magic di sekolah

Artikel ini disubmit oleh Egi Raito Yagami untuk rubrik Wikumagic : Magic and My Life Part 2.

Satu hal yang membuat saya tertarik untuk memuat cerita ini adalah bagaimana cara Egi menjelaskan pada gurunya di sekolah bahwa kartu remi bukanlah sekedar alat untuk judi dan hal-hal negatif, namun juga bisa dimanfaatkan sebagai satu alat untuk menciptakan suatu seni. Satu hal lagi, Egi berhasil menyadari bahwa ketika satu aliran sulap tidak bisa dikuasai, ia memilih untuk tidak menyerah dan mencari aliran sulap lainnya yang cocok dengan karakter dan kepribadian sang magician.



Saya egi raito the close-up cardician saya sudah belajar magic dari saya kelas 6 sd sampai sekarang sy kelas 8 smp sy mulai tertarik terhadap seni magic gara gara pas dulu saya pernah dibelikan satu buah buku sulap dan saya mempelajari semua yang ada dibuku itu lalu saya coba praktekan di depan teman teman saya dan mereka merasa terhibur dan itulah saya suka menghibur dan membuat orang lain bingung.

Kecintaan saya terhadap magic semakin meningkat setelah saya melihat acara The Master di rcti namun saat saya masuk ke smp saya jarang main disekolah karena ya hanya sedikit yang suka main magic jadi tak ada temen sharing namun jadi saya latihan dirumah dan saat sy sedang internetan saya kepikiran untuk nyoba main hipnotis dan akhirnya saya menemukan blog wiku magic walau hipnotisnya ga bisa2 tapi saya menemukan trik yang paling cocok dengan diri saya yaitu close up magic dan card magic karena dapat dipraktekan dari jarak dekat dan juga mulai belajar flourish dan xcm karena saya tertantang untuk melakukan flourish dan xcm karena kesulitannya.
Mulai saat itu tiap hari pasti saya latihan dan saat naik ke kelas 8 saya ada teman yang sama bisa main magic sehingga saya tidak main magic sendiri dan saat itu juga saya jadi sering membawa kartu kesekolah pas pertama bawa kartu, kartu saya langsung dipakai sama orang lain buat main poker,41 dan sebagainya (tapi tanpa uang kalau pake uang itu namanya judi)

Dan kartu demi kartu sayapun dirampas oleh guru dan saat yang ketiga kalinya apabila saya tetap membawa kartu semua murid yang ada di kelas akan dimasukan ke badan pengawas/badan kesiswaan tapi saya tetap tak peduli yang lain memberitahu saya untuk tidak membawa kartu lalu saya bilang kepada mereka saya bukan seorang pejudi saya seorang magician magic adalah seni tapi kenapa seni dilarang bukankah seni harus dibudidayakan dan bila saya ketahuan membawa kartu oleh guru biarkan saya saja yang dihukum seberat beratnya sy takan melaporkan yang lain asalkan kartunya tidak dipake buat yang salah dan alhamdulilah sekarang kartu sy tidak pernah dirampas lagi dan mungkin guru sudah bosan merampas kartu saya karena mungkin dia tahu kartunya hanya dipake main magic atau karena kegigihan saya dan sikap tak mudah menyerah saya. Dan yang pasti semua manusia punya hak melakukan apapun saya berhak main magic dan magic adalah hidup saya apabila ada yang melarang berarti orang itu tidak peduli akan hak manusia dan mungkin suatu hari nanti akan saya tunjukan kepada guru saya bahwa saya membawa kartu bukan untuk main main tapi untuk berlatih dan mampu mengharumkan nama sekolah.

Biodata: 



Nama : egi rangga (egi raito the close up cardician)
Ttl: bandung 01-10-1996
Aliran: close up magic dan card magic
Email dan fb:egiraitoyagami@rocketmail.com

Kunjungi dan berpartisipasilah dalam voting magician Internasional terbaik di link berikut ini   :

0 komentar:

Posting Komentar

 
;